Genta Fadilah Akbar, - (2015) KONSTRUKSI REALITAS BELANDA DEPOK DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA LELUHURNYA (Studi Kasus Di Depok Lama). Skripsi thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Text
AWAL.pdf Download (1MB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (229kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (937kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository UPNVJ Only Download (1MB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository UPNVJ Only Download (955kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository UPNVJ Only Download (1MB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (905kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (960kB) |
|
Text
RIWAYAT HIDUP.pdf Restricted to Repository UPNVJ Only Download (102kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository UPNVJ Only Download (3MB) |
Abstract
Penelitian ini dilakukan guna mengungkap fenomena realitas tentang istilah “Belanda Depok” yang beredar di masyarakat. Penelitian ini mengkaji dengan berdasarkan pada aspek komunikasi melalui Etnografi Komunikasi, Sosiologi Komunikasi, dan Komunikasi Antar Budaya. Penelitian skripsi ini membuktikan bahwasanya Belanda Depok adalah istilah yang beredar dimasyarakat karena dalam perjalanan sejarah kota Depok, ada satu tokoh yaitu Cornelis Chastelin yang beliau seorang Perwira VOC yang dimana beliau membeli sebidang tanah di depok. Untuk mengurusi tanah di Depok Cornelis Chastelin membawa para budak budak yang berasal rata rata dari Indonesia bagian timur. Sebelum Cornelis Chastelin meninggalkan Depok beliau memberi wasiat berdasarkan testament kepada ke dua belas family atau marga yang di merdekakan Cornelis Chastelin dan bersedia memeluk ajaran agama Kristen Protestan lalu ke dua belas fam atau marga tersebut dimerdekakan sebagai budak dan diwarisi tanah Depok yang Cornelis Chastelin beli. Ke dua belas fam atau marga tersebut adalah Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholence, Zadokh. Ke dua belas fam ini resmi menjadi tuan tanah Depok pada saat itu dengan membentuk daerah otonom sendiri di Depok. Mereka dan keturunannya dalam kehidupan sehari hari mempunyai karakteristik budaya yang berbeda, menjadikan mereka sebagai sub budaya, mereka hidup berkelompok dan dalam interaksi sosialnya mereka menghadirkan budaya baru dalam proses asimilasi yang terjadi. Hal inilah yang menjadikan mereka Dijuluki “Belanda Depok” oleh masyarakat sekitar karena kehidupan mereka yang bernuansa belanda.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | [No. Panggil: 1110411015] [Ketua Penguji: Sumardi Dahlan] [Penguji I: Supratman] [Penguji II (Pembimbing): Retno Dyah K] |
Uncontrolled Keywords: | Belanda Depok, asimilasi, kebudayaan, Cornelis Chasteline |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi (S1) |
Depositing User: | Luqman Imam |
Date Deposited: | 29 Nov 2019 07:36 |
Last Modified: | 29 Nov 2019 07:36 |
URI: | http://repository.upnvj.ac.id/id/eprint/5475 |
Actions (login required)
View Item |